Rabu, 02 Januari 2013

Nasehat -Tahun Baru- dari Abah

Tahun baru masehi yang tiap tahun jatuh pada tanggal 1 Januari, telah usai. Tepat saat pukul 00.00 dini hari, suara gegap gempita terompet dan kembang api menghiasi pusat-pusat kota. Orang-orang juga ramai berkumpul menyaksikan pertunjukan malam pergantian tahun bersama kerabat dan sahabat. Namun saya memilih tidur di rumah selepas isya sekitar jam 19.00WIB.. hehe.. enggak asik banget ya..?!

Well.. sebenarnya saya diajak oleh seorang teman untuk ikut berpesta. Saya urungkan niat untuk datang ke pesta tersebut karena nasihat Abah selepas magrib lalu.

Yap, setelah sholat jamaah magrib yang dipimpin oleh Abah, beliau sedikit memberi tausiyah kepada jamaah yang hadir, termasuk saya.

Beliau berpesan bahwa tahun baru itu, tidak selayaknya dimeriahkan dengan menghambur-hamburkan materi. Akan lebih bermanfaat bila kita merenung, bermuhasabah diri. Memohon ampun atas dosa-dosa yang lalu, dan berharap tahun depan memperoleh banyak kesempatan berbuat dan berbagi kebaikan. Pun juga, sebagai seorang muslim, kita hanya memiliki dua hari raya. Yakni 'Iedul Adha dan 'Iedul Fithri. Selain itu, bukanlah hari raya kita. Muslim juga dilarang untuk mengikuti kebiasaan-kebiasaan umat lain. Dimana kebiasaan-kebiasaan tersebut tidak dituntunkan oleh Rosulullah. Termasuk mengucapkan selamat pada perayaan-perayaan keagamaan umat lain. Hal ini berdasarkan hadist yang terkenal yakni:

"Barang siapa mengikuti suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut"


Maka dari itu, sebagai seorang  muslim, hendaknya kita selalu hati-hati dalam menentukan sikap. Ikut ini, ikut itu, silakan. Asal kita tahu, mana yang aman. Tentu bukan hanya aman di dunia saja, tetapi yang lebih utama adalah aman di akhirat nanti.


Semoga lembaran-lembaran 2013 ini akan lebih banyak berisi tentang kebaikan, tentang keberhasilan, tentang kebahagiaan, tentang pengampunan dan petunjuk dari Allah, agar kita senantiasa dituntun di atas jalanNya.

Bila tahun ini adalah tahun terakhir kita di dunia, semoga bekal kita telah cukup, semoga dosa-dosa telah lenyap, semoga timbangan kebaikan memberat, menyelamatkan kita dari jurang neraka dan mengantarkan kita pada kenikmatan jannah FirdausNya. Aamiin..

Untuk Abah, semoga Allah selalu menjagamu dengan penjagaanNya yang Maha Sempurna, melindungimu dengan perlindunganNya yang Maha Luas..

Hasbiyallaah wa ni'mal wakiil, ni'mal maulaa wa ni'mannashiir,,
Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik baik pelindung.

Kamis, 06 Desember 2012

Jalan-Jalan


Blitar, 1-2 Muharrom 1434 H


Dea, kakak, dan cucunya Pak Puh sedang melihat-lihat kebung jagung. Pak Puh kok sabar ya menancapkan sekaligus menganyam pagar, agar ayam-ayam ga bisa masuk ke ladang?!

Pohon mangga ini meskipun batang di bagian bawah tinggal separuh, dia  tetap hidup dan bahkan berbuah meskipun hanya di satu sisi. "Kuasa Illahi", kakak ipar saya bilang.

Sabtu, 01 Desember 2012

Hampir kehilangan kalian..




Di dunia ini, apa yang kita dapat, yang merasa kita miliki, atau yang kita punyai, semuanya hanyalah titipan. Saya sepenuhnya menyadari hal tersebut secara teori. Namun saat ditimpa kehilangan, ternyata memang hanya tinggal teori.

Padahal ini hanyalah –hampir- kehilangan barang, lalu bagaimana nanti bila harus kehilangan orang-orang terdekat. Apakah saya sudah siap? Jawabannya sekarang :  jelas belum!

Sebelum apa  yang  -seolah- kita punyai; sebelum mereka yang –seolah- kita miliki; pergi, atau kita yang perlahan mulai menua dan mati, alangkah baiknya  bila sebelum semua itu terjadi, kita rawat dan kita jaga mereka, kita sayangi dan kita perhatikan mereka. Agar saat mereka pergi, atau saat kita yang pergi, tidak ada rasa penyesalan karena lalai atau karena kurangnya penjagaan sepenuh hati.

Sekian, mari kita berhati-hati, apalagi yang kos nya di depan jalan raya. Pastikan kunci pintu ketika pergi, sebagai usaha penjagaan terhadap apa yang- seolah- kita miliki. *halaaah :D
Beneran lho, ati-ati. J